Jakarta: Pruritus (kulit gatal) dan Xerosis (kulit kering) yang kerap terjadi pada kelompok lanjut usia (Lansia) sering diabaikan. Sebab penyakit ini dianggap sebagai hal wajar sehingga tidak perlu berkonsultasi dengan dokter.
Padahal, Xerosis atau kulit kering bisa menjadi awal penyakit yang lebih berbahaya. Bahkan menjadi tanda bahwa seseorang memiliki penyakit tertentu. Kulit kering kerap membuat tekstur kulit menjadi kasar dan pecah-pecah, sehingga mempermudah bakteri masuk ke dalam tubuh dan bisa berujung Pruritus.
Jika kulit gatal berlanjut lebih dari 6 minggu, maka berpotensi menjadi penyakit kronis lainnya. Pruritus bahkan bisa mengganggu kualitas hidup seseorang, seperti mengganggu tidur dan menyebabkan kecemasan hingga depresi.
“Xerosis (kulit kering) dapat terjadi pada wanita maupun pria, dan lansia memiliki risiko yang lebih tinggi. Kulit kering merupakan suatu keadaan di mana lapisan terluar kulit yang kurang lembap akibat penurunan kandungan air dan kandungan lemak di kulit,” kata dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV dalam bincang virtual.
Kulit kering, kata dr. Amelia, memiliki tekstur kulit yang kasar, bersisik, pecah-pecah, dan juga dapat disertai dengan keluhan gatal.
“Pasien Lansia dengan keluhan kulit kering memang belum dapat sembuh total dengan cepat dan akan bertahan dalam waktu lama, karena memang banyak faktor yang berpengaruh baik faktor genetik, internal maupun eksternal,” ujar dr. Amelia.
Faktor internal yang menyebabkan Xerosis adalah lapisan lemak yang berkurang pada kulit lansia. Sementara untuk faktor internal lainnya datang dari penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hati, keganasan, infeksi, dan riwayat konsumsi obat-obatan tertentu.
Sedangkan untuk faktor eksternalnya disebabkan karena stres, paparan sinar matahari yang lama, penggunaan air conditioner, perubahan musim dan kelembapan, kebiasaan mandi yang lama, penggunaan sabun yang bersifat iritatif, asupan cairan yang kurang.
Kulit yang sangat kering dapat menyebabkan retakan atau pecahan yang dalam, yang dapat terbuka dan berdarah, sehingga memberikan jalan bagi bakteri untuk masuk dan menyerang tubuh.
Selain itu, kulit kering ini juga merupakan penyebab utama terjadinya kulit gatal (pruritus). Maka, penggunaan obat-obatan yang dijual bebas malah berpotensi membuat keluhan semakin parah dan berisiko menimbulkan infeksi akibat keinginan untuk menggaruk.
Tatalaksana kulit kering dibagi jadi dua yaitu medikamentosa dan non-medikamentosa. Secara medikamentosa, dokter bisa memberikan obat minum untuk mengurangi gatal dan peradangan yang timbul, antibiotik bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi, dan obat oles untuk membantu mengatasi kekeringan pada kulit. Dokter pun akan merujuk ke spesialis tertentu jika memiliki penyakit penyerta.
"Penatalaksanaan secara non-medikamentosa juga tidak kalah pentingnya, di antaranya dengan memastikan asupan cairan yang cukup, mandi jangan terlalu lama dan terlalu sering, dengan air hangat suam kuku dan sabun yang lembut,” pungkasnya.
Jl. KH.Moh.Mansyur No.205, RT.1/RW.1, Krendang, Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11250.